Barcode atau Kode garis-garis batangan
bukan barang baru bagi kebanyakan orang. Hampir di seluruh produk buatan
pabrik, bahkan kini di banyak produk rumahan, semuanya mencantumkan
kode batangan ini. Kode yang terdiri dari garis-garis dengan ketebalan
yang bervariasi oleh banyak kalangan dianggap sebagai sesuatu yang
mempermudah pengidentifikasian suatu barang. Barcode ini lahir di
Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an.
Perkembangan demi perkembangan global
ini, membuat kalangan yang sejak awal mencurigai ada misi tersembunyi di
balik penggunaan Barcode, semakin yakin dengan kecurigaannya. Mereka
kebanyakan berlatar belakang sebagai Simbolog, Penulis dan Peneliti.
Salah satunya adalah Mary Stewart Relfe,
PhD. Perempuan pengusaha sukses dari Montgomerry, AS, yang juga
berprofesi sebagai seorang pilot sekaligus instruktur peralatan Multi
Engine Instrument Flight, telah menulis dua buah buku best-seller yang
menyoroti konspirasi ini. Salah satunya berjudul “666 The New Money
System” (1982).
Dalam bukunya tersebut, Mary Stewart yang
juga seorang pengkaji Alkitab, sejak kecil sangat yakin bahwa
penggunaan Barcode terkait erat dengan rencana-rencana tersembunyi dari
konspirasi untuk menguasai dunia.
Tiga TahapanMenurut Stewart, upaya
Konspirasi untuk menguasai dunia dalam hal pengidentifikasian dan
pengendalian dunia terbagi dalam tiga tahapan: tahap pertama dimulai
tahun 1970 yang dijadikan titik awal bagi langkah-langkah ini.
Tahap kedua dimulai tahun 1973.
Penggunaan Barcode yang awalnya diterapkan pada barang manufaktur, kini
mulai diterapkan pada manusia, antara lain lewat nomor kodifikasi Angka
Kesejahteraan Sosial (The Social Security Number) yang digabungkan
dengan sistem pemberian angka secara universal. Penggabungan dua
kodifikasi angka ini menjadi kode-kode batangan (Barcode) yang mirip
dengan Barcode pada produk manufaktur yang telah diterapkan tiga tahun
sebelumnya.
Awalnya diterapkan pada kartu-kartu
pintar seperti Credit Card, Debit Card, ID Card, dan sebagainya. Namun
pada perkembangannya juga mulai diterapkan pada manusia. Target utama
tahap kedua ini adalah pemerintahan, perbankan, dan
perusahaan-perusahaan pembuat kartu-kartu pintar (Smart Card).
Tahap ketiga meliputi usaha untuk
mengidentifikasikan setiap macam yang ada di dunia ini, baik yang
bergerak maupun yang tidak. Semua pengidentifikasian ini berguna untuk
mengetahui sisi lemah suatu kelompok, wilayah, bahkan suatu bangsa, yang
nantinya bisa dijadikan senjata bagi Konspirasi.Angka IblisPara
pengkritisi Barcode berhasil menemukan salah satu rahasia paling vital
dari kode-kode batangan ini. Semua Barcode atau yang juga dikenal
sebagai Universal Product Code (UPC) Barcode memiliki angka 666 dan 13.
Untuk mengetahuinya, silakan melihat
Barcode yang ada di berbagai produk. Perhatikan jumlah angka yang ada di
bawah garis-garis batangan. Jumlahnya selalu 13 angka. Angka 6 yang
disimbolkan dalam kamus Barcode terdiri dari dua garis tipis saling
berhadapan terletak di sisi paling kiri dan paling kanan Barcode, dan
satunya lagi garis paling tengah. Ketiga garis yang melambangkan angka 6
ini lebih panjang dibanding garis-garis lainnya.
Jadi, seluruh UPC Barcode yang tersebar
di dunia ini memiliki rangka 666. Stewart meringkas bahaya dari
Konspirasi dalam hal Barcode: “Penerapan teknologi Barcode pertama kali
dilakukan pada produk barang, disusul kemudian pada kartu, dan akan
berubah menjadi sesuatu yang mengerikan dalam masyarakat yang tidak lagi
menggunakan uang kontan… “
0 komentar:
Posting Komentar
Digauli.xyz Share info, tips dan gaya gaul era kini, dengan mengedepankan informasi teknologi.
Silahkan Berkomentar :)